Rabu, 07 Mei 2014

Honey Mount, Bukan Honey Moon

"Akhirnya, menikah.... 
Alhamdulillah"

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” 
(QS. Adz Dzariyaat (51) : 49)

Mumpung cerah... hehehehe...

Menikah. Sebuah kata sakral yang kadang kala ketika kita mengucapkannya akan menimbulkan berbagai reaksi yang berbeda. Ada yang menanggapinya dengan antusias, santai, galau, bahkan desperate. Apalagi kalau mendapati pertanyaan, "kapan menikah?" Serasa dikejar-kejar deadline pekerjaan dari bos besar. Mungkin itu perasaan para jomblowan dan jomblowati ketika mendapati pertanyaan semacam itu. Pun demikian ketika menerima undangan pernikahan dari sahabat-sahabat terdekat, sering kali hati terasa semakin hampa, takut ditinggalkan sahabat-sahabat terdekat yang tentu akan lebih memprioritaskan keluarga barunya.

Dahulu, semasa remaja saya sempat "mencanangkan" menikah di umur 25 tahun. Umur yang menurut saya cukup matang mengarungi bahtera kehidupan, walau sebenarnya sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang mampu untuk menikah lebih cepat. Walau sedikit meleset dari perkiraan, tapi tak apalah, beti (beda tipis). Saya menikah di usia 26 tahun.

Selasa, 12 November 2013

Kutukupret Menemukan Cinta

"Kamu bisa menemukan cinta di mana saja, tapi mungkin akan sangat istimewa jika memulainya di Mahameru, seperti para Kutukupret ini"


"By, kamu ada acara ke Semeru lagi nggak?" suatu saat Dedi, salah satu teman seangkatan di kampus yang juga teman menggunung, bertanya padaku lewat pesan Whatsapp

"nggak, kenapa?" jawabku kemudian, 

"ayo lah, nemenin timku, pada belum pernah naik gunung tapi pengen ke Semeru. Maklum efek 5 CM. nggak pede nih jalan sendirian," timpalnya berusaha membujuk, 

"wkwkwkwk...korban 5 CM. Hmmm... boleh aja, asal tiket PP ditanggung yak..hehehe.." balasku setengah bercanda, 

"oke, deal," akhirnya Dedi menyetujui.

Di Mahameru, Kutukupret fall in love

Rabu, 18 September 2013

Just Hore-Hore

"Jika Jambi memiliki Kerinci yang disebut-sebut sebagai sekeping surga di bumi, Jawa Timur memiliki Baluran, The Hidden Paradise"


Baluran. Hmmm... salah satu nama yang cukup terkenal di dunia Travelling Indonesia, utamanya Jawa Timur, namun ternyata sangat asing bagiku. Padahal Baluran terletak di Jawa Timur, tanah kelahiranku. Aku tidak berani menyebut diriku sebagai bagian dari dunia travelling karena nyatanya bisa dibilang pengetahuan dan sepak terjangku di dunia ini tidak ada, namun setidaknya, seharusnya, seyogyanya aku tahu apa, di mana, dan bagaimana Baluran itu. Menyedihkan. Sebagai orang asli Jawa Timur, rasanya seperti ditampar berkali-kali ketika mendapat ajakan touring dari para dedengkot dunia travelling untuk mengunjungi tempat-tempat wisata alam di Jawa Timur yang bahkan namanya saja belum pernah terdengar olehku. Sebut saja mereka mbak Fie, yang saat ini sibuk dengan mainan barunya (ybs baru saja menikah), dan mbak Endah, yang masih sibuk berjuang dengan giginya, para dedengkot travelling itu.



Tempat tinggal Avatar sebelum dirubuhkan. Photo by Tutik

Senin, 16 September 2013

Rinjani, Janji Lama dan Janji Baru

"Setelah lama hidup tak tenang, makan tak nikmat, dihantui rasa penasaran yang sangat, akhirnya...
I did it!! I DID IT!!!!!!"



Rinjani. Tak bosan rasanya membahas gunung yang satu ini. Maaf ya, Semeru dan Gede, akhirnya aku menemukan madu kalian, hehehehehe... Tak bisa dipungkiri, Rinjani merupakan salah satu magnet bagi para pendaki di Indonesia, bahkan mungkin bagi para wisatawan mancanegara yang sedang berada di Indonesia. Pun demikian bagi saya. Walau sebenarnya saya sudah pernah mengunjungi Rinjani (baca: Ekspedisi Rinjani), tapi apabila diajak ke sana lagi maka akan saya pertimbangkan dengan serius. Sangat serius, karena mahal, lama, dan jauh. #zzzzzzzz.........

Nah, bulan Juni lalu, sebelum menuju Bunaken, saya berkesempatan mengunjungi Rinjani lagi. Kali ini saya bareng tim trio kwek-kwek edisi TAP, yaitu Takay dan Kaji. TAP adalah kode khusus tim gunung saya dan teman-teman dengan sejarah yang cukup panjang lagi pelik. Bisa dibilang ini adalah realisasi janji yang sempat tertunda setahun lalu, terutama bagi Takay dan Kaji yang batal melakukan pendakian karena alasan pekerjaan. Bagiku, janji yang tertunda di sini bisa diartikan tertundanya merealisasikan mimpi untuk sampai ke puncak Anjani. Yup, tahun lalu saya gagal bertemu Anjani karena badai dan cidera lutut. Akhirnya, setelah melalui proses yang cukup mendebarkan (#halah), kami pun berhasil mengantongi surat izin cuti dan tiket perjalanan menuju pulau Lombok. Alhamdulillah. 

kika: Kaji, Me, Takay

Sabtu, 07 September 2013

Aku ke Bunaken!!

"Katanya, Bunaken itu surga bawah laut Indonesia. Mungkin itu dulu."

Pernah dengar nama Bunaken? Tentu saja, siapa yang tidak mengenal Bunaken, tempat wisata bawah laut yang digadang-gadang sebagai salah satu lokasi wisata laut terbaik di Indonesia selain Raja Ampat dan Wakatobi.

Nah...... Pada tanggal 25 Juni 2013 lalu saya berkesempatan mengunjungi kota Manado karena suatu pekerjaan. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya ingin menyempatkan diri mampir ke Bunaken. Selain aji mumpung, saya sebenarnya sudah sangat penasaran dengan yang namanya Bunaken ini. Akhirnya, setelah merampungkan pekerjaan, saya dan beberapa teman mampir dulu ke Bunaken sebelum balik ke Jakarta. Tujuannya? Snorkling saja lah, tidak ada di antara kami yang pernah dan punya lisensi diving..huhuhu...